Ramadhan sudah di putaran akhir, hari kemenangan sudah mulai terlihat
lewat iklan-iklan sirup yang biasanya bersambung sekarang sudah dalam satu
cerita utuh. Undangan buka bersama rekan sejawat atau teman lama juga sudah
dipenuhi satu-satu. Pasar dan pusat perbelanjaan modern lainnya ramai
dikunjungi orang-orang yang ingin tampil trendy dan memukau saat idul fitri.
Pergerakan ekonomi Indonesia menjelang lebaran ini diperkirakan 90 Triliun (sumber: Singgalang).
Lalu bagaimana dengan amalan? Mesjid-mesjid mulai sepi peminat karena
pengunjungnya sudah beralih ke kue lebaran yang harus disiapkan, pernak-pernik
rumah mesti diperbarui biar kalau nanti kolega atau saudara datang selain
mereka nyaman juga bisalah sedikitnya pamer kalau punya sofa baru, gorden
mentereng, dan toples yang berisi penuh dengan kue.
Fenomena-fenomena di atas memang sering bahkan rutin kita jumpai
disetiap putaran Ramadhan dan Idul Fitri.
Al-Qur’an nya sudah khatam? :)
Dhuhanya masih lancar? :)
Taraweh jalan? :)
Sekarang diganti dengan:
Sudah beli baju baru?
Toples kuenya udah keisi penuh?
Sumbangan buat acara remaja mesjid sudah terkumpul banyak?
Tetottt.