life guide

Seperti Apa?

Tuesday, March 19, 2013

Masa depan itu seperti apa? 
Seperti genggaman tangan ayah pada putrinya?
yang menghangatkan dan tidak ada satupun yang perlu dikhawatirkan?
atau

Seperti tatapan kasih ibu pada anaknya?
teduh dan sejuk tanpa ada celah untuk dirisaukan
ataukah

seperti auman harimua pada mangsanya?
mengerikan dan memaksa kita untuk kembali?
melupakan tujuan dan biarkan harimau lapar menerkamnya?
mungkin 

seperti deruman sungai deras dikala musim hujan
yang siap melahap siapapun yang tak punya nyali dan kesiapan
menenggelamkan asa yang tidak pernah sejalan dengan usaha?

caraku mencintaimu

Terima Caraku, Kasih

Tuesday, March 19, 2013



Aku mencintamu dengan cara berbeda, caraku sendiri
Ah ya, kau memang layak dicintai dengan istimewa
Mengucap namamu di setiap doa, memohon agar senyum diwajahmu tidak pernah pupus
Meminta agar hatimu selalu diliputi rona jingga
Menjaga matamu untuk tidak pernah tertutup kabut sendu

Aku menikmati setiap detikku mengagumi mu
Aku girang setiap menyaksikan raut bahagia mu
Meski senyumnyu terbuka lebar di samping bidadari yang kau rangkul erat penuh kasih

Aku percaya, cintaku akan tetap sama
Cintaku tidak akan mungkin terusik meski bukan aku disebelahmu
Bahagiaku terturut pada senyum lega yang terpancar di dua bola matamu
bersanding dengan dia, kekasih hatimu

Kau tidak perlu khawatirkan aku
Aku kuat dengan cintaku yang akan terus tumbuh
Aku bertahan untuk terus merawat kasih yang aku yakini terus merambat, tiada henti


Aku yang akan terus menyanjunjungmu dengan cinta

17th birthday

Seni Tuhan

Tuesday, March 19, 2013

Tuhan punya rencana matang untuk setiap makhluk bernyawa, untuk setiap hamba yang percaya bahwa Dia ada. Tuhan selalu punya cara untuk mengingatkan dan menyadarkan kita akan sesuatu yang mungkin saja sejenak kita lupakan.

9 Februari silam adik saya genap meniup lilin 17 di kue ulang tahunnya. Beranjak menuju umur yang sudah tidak bisa dibilang kanak-kanak lagi, sekarang ia punya tanggung jawab besar untuk kehidupannya di masa depan. Bahagia melihat dia bisa tetap tersenyum dipergantian tahunnya, menyambut hari esok dengan cerah dan dengan mimpi - mimpi yang telah bergelayut di pikirannya.

Kami merayakannya dengan sederhana, dengan lilin berangka sama dengan umur yang akan ia jalani dan sebuah kue yang dibeli tergesa-gesa karena ibu saya baru pulang beberapa saat sebelum maghrib. Dan adik saya sudah punya rencana besar untuk berkumpul bersama temannya keesokan hari untuk makan-makan kecil berbagi kebahagiaan.



Ketika raut bahagia masih belum terhapus, telepon genggam ibu berdering. Diseberang sana ayah berbicara dengan nafas yang terengah-engah dan meminta kami semua untuk menyusul beliau di Rumah Sakit karena keadaan nenek sudah mulai menurun.

Tanpa pikir panjang dan menghabiskan potongan kue, kami bergegas menuju Rumah Sakit yang berjarak 30 Km dari rumah. Saya berusaha memacu mobil, menginjak gas sejauh yang saya bisa. Jam menunjukkan pukul 20.30 WIB dan kondisi jalan masih ramai, jadi saya tidak bisa membuat mobil bergerak secepat kilat untuk bisa langsung sampai di Rumah Sakit.

Beliau telah berpulang, bertemu Sang Khalik dan kembali berkumpul dengan suami.  Mungkin lebaran tahun ini akan sangat berbeda. Tidak ada lagi kecupan selamat datang dan selamat berpisah ketika saya mengunjungi beliau di rumah, berkabar saya sudah kembali pulang ataupun akan berangkat lagi untuk menuntut ilmu.

Tapi satu yang pasti, doa saya akan senantiasa terkirim untuk beliau. Jaga beliau dan berikan sebaik-baik tempat-Mu Ya Rabb.

Allah selalu punya cara yang ampuh untuk mengingatkan kita bahwa dunia ini fana. Ada yang lebih kekal lagi setelah ini. Usia bukanlah sebatas meniup lilin dan bergembira menerima potongan kue, tapi bagaimana mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah kematian.

Instagram