17th birthday

Seni Tuhan

Tuesday, March 19, 2013

Tuhan punya rencana matang untuk setiap makhluk bernyawa, untuk setiap hamba yang percaya bahwa Dia ada. Tuhan selalu punya cara untuk mengingatkan dan menyadarkan kita akan sesuatu yang mungkin saja sejenak kita lupakan.

9 Februari silam adik saya genap meniup lilin 17 di kue ulang tahunnya. Beranjak menuju umur yang sudah tidak bisa dibilang kanak-kanak lagi, sekarang ia punya tanggung jawab besar untuk kehidupannya di masa depan. Bahagia melihat dia bisa tetap tersenyum dipergantian tahunnya, menyambut hari esok dengan cerah dan dengan mimpi - mimpi yang telah bergelayut di pikirannya.

Kami merayakannya dengan sederhana, dengan lilin berangka sama dengan umur yang akan ia jalani dan sebuah kue yang dibeli tergesa-gesa karena ibu saya baru pulang beberapa saat sebelum maghrib. Dan adik saya sudah punya rencana besar untuk berkumpul bersama temannya keesokan hari untuk makan-makan kecil berbagi kebahagiaan.



Ketika raut bahagia masih belum terhapus, telepon genggam ibu berdering. Diseberang sana ayah berbicara dengan nafas yang terengah-engah dan meminta kami semua untuk menyusul beliau di Rumah Sakit karena keadaan nenek sudah mulai menurun.

Tanpa pikir panjang dan menghabiskan potongan kue, kami bergegas menuju Rumah Sakit yang berjarak 30 Km dari rumah. Saya berusaha memacu mobil, menginjak gas sejauh yang saya bisa. Jam menunjukkan pukul 20.30 WIB dan kondisi jalan masih ramai, jadi saya tidak bisa membuat mobil bergerak secepat kilat untuk bisa langsung sampai di Rumah Sakit.

Beliau telah berpulang, bertemu Sang Khalik dan kembali berkumpul dengan suami.  Mungkin lebaran tahun ini akan sangat berbeda. Tidak ada lagi kecupan selamat datang dan selamat berpisah ketika saya mengunjungi beliau di rumah, berkabar saya sudah kembali pulang ataupun akan berangkat lagi untuk menuntut ilmu.

Tapi satu yang pasti, doa saya akan senantiasa terkirim untuk beliau. Jaga beliau dan berikan sebaik-baik tempat-Mu Ya Rabb.

Allah selalu punya cara yang ampuh untuk mengingatkan kita bahwa dunia ini fana. Ada yang lebih kekal lagi setelah ini. Usia bukanlah sebatas meniup lilin dan bergembira menerima potongan kue, tapi bagaimana mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah kematian.

Lembah Harau

Lembah di Sudut Kota

Wednesday, February 13, 2013


Saya dan teman-teman semasa SMA bertemu dan memulai kembali perjalanan untuk mengagumi lagi lukisan-lukisan Tuhan yang dituangkan di kanvas yang kemudian dinamai Lembah Harau. Pagi yang tenang, dengan embun masih menutupi puncak bukit-bukit berbatu disekelilingnya kami menghirup udara segar dengan panjang dan menggemakan suara di lembah echo. Ah indah sekali.

Sepanjang perjalanan sebelum memutuskan berhenti di salah satu tempat yang dipusatkan sebagai objek wisata, kami disuguhi keagungan lainnya. Mata tidak hentinya dimanjakan dengan ukiran lembah berbatu yang beberapanya di aliri air terjun, dan dihiasi kehijauan yang memukau.




Beberapa Sarasah yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki pun kami sambangi, dan menemukan sesosok "Hot Daddy"



Dan dengan senang hati saya persembahkan Lembah Harau yang wajib dikunjungi kalau tengah berada di Lima Puluh Kota.





Best regards,
mdlko

Bukittinggi

Kota Historis

Sunday, January 27, 2013







Seperti biasa, liburan semester selalu ada agenda untuk bertemu kembali dengan teman-teman semasa SMA. Entah untuk melepas rindu, menertawakan hal-hal konyol yang pernah kami lalui, atau untuk mengagumi apapun bentuk pencapaian.

Minggu ini, berhubung beberapa teman sudah mulai memasuki semester 6 dan masa liburan mereka sudah habis. Hanya tinggal segelintir yang masih menikmati masa-masa rehat sebelum memulai kembali masa perkuliahan, jadilah kami menyebut perjalanan kali ini Mom&Daughter Trip. Perjalanan ibu-ibu dengan para calon ibu-ibu. Kenapa?

Instagram