5 Hari 3 Negara 2 Juta

Sunday, April 12, 2015


Setelah satu tahun menunggu, paspor saya yang belum ternodai dan tertidur nyenyak akhirnya menjumpai harapannya untuk dikasih stempel imigrasi negara – negara. ”Ihiy! Keluar negeri juga nih, akhirnya gue punya bahan buat update Path” ringkasnya itu isi kepala saya setelah menerima email tiket. Tiket hasil buruan promonya Air Asia, tanpa itu manalah mungkin yang kala itu mahasiswi (semester akhir sibuk galau pengen nikah aja karena males skripsi) bisa keluar negeri.
Setelah hampir tidak jadi berangkat (lagi) karena jadwal seminar skripsi nyaris bentrok –untungnya tidak karena molor-, hari di mana waktunya saya menuju Bandara Husein tiba. Saya agak sedikit gemetar melewati petugas imigrasi yang katanya pelit senyum, untung . “Ga takut?” kata petugas imigrasi wanita setelah tau saya baru pertama kali ke luar negeri dan sendiri pula. Saya hanya membalas dengan senyum getir, takut dimintai oleh – oleh kalau dijawab, selain repot bawanya juga menguras budget.

Day 1
Setelah sampai di Bandara LCCT Malaysia dan bertemu dengan sepupu saya, kami langsung menuju KL Sentral. Jadwal kami memang cukup padat karena ogah rugi kalau cuma dapet stempel satu negara doang. Supaya tenang kami terlebih dahulu memesan tiket ke Hat Yai, lalu setelahnya menitipkan barang di lemari penyimpanan yang disewakan. Kereta ke Hat – Yai berangkat pukul 22.00 waktu setempat. Beberapa jam yang tersisa kami manfaatkan untuk menjajal MRT dan makan malam.
Tiga puluh menit sebelum kereta berangkat kami sudah kembali ke KL Sentral dan menunggu jadwal Senandung Langkawi diberangkatkan. Kereta Tanah Melayu ini ada beberapa kelas, mulai dari ekonomi sampai sleeper yang private. Pemesanan tiketnya juga bisa online di http://www.ktmb.com.my/, namun karena kami pesannya go-show jadi yang tersisa adalah gerbong kelas ekonomi. Jangan khawatir, gerbong kelas ekonominya setara dengan eksekutifnya kereta Indonesia. Jadi tempat duduknya ga bikin badan pegal, cukup nyaman.
Memilih kereta malam ini juga merupakan salah satu cara agar perjalanan jauh tidak terasa karena memang waktu tidur, dan menghemat biaya karena ga mesti sewa penginapan. Aye! Ohya, jangan lupa bekal makanan dan minuman biar ga iseng nahan lapar di kereta. Saya kurang tau sih kereta ini ada kantin nya apa engga, karena perut saya waktu perjalanan kemaren bersahabat sekali. Jarang lapar dan jarang pengen ke toilet, jadi tidak merepotkan. Bahkan selama di kereta saya tidak pernah ke toilet, jadi saya tidak bisa membandingkan bagaimana kadar pesingnya dibandingkan dengan kereta lintas jawa.

KMTB Kelas Ekonomi


Day 2
Kereta sampai di perbatasan Malaysia dan Thailand sekitar pukul 10 pagi. Imigrasi di Padang Besar ini satu pintu, jadi imigrasi Malaysia dan Thailand berada di satu ruangan yang sama di dalam stasiun. Ingat ya, di dalam stasiun. Jadi, jangan sekali – kali nyoba ikutin orang rame – rame naik tangga dan keluar stasiun. Karena bisa berakibat skip cap imigrasi. 
Nah, di stasiun Padang Besar ini beberapa gerbong kereta akan dicopot. Gerbong yang akan dibawa sampai ke Hat Yai hanya superior dan sleeper. Jadi kita punya dua tiket sebenarnya, KL Sentral – Padang Besar dan Padang Besar – Hat Yai. Karena itu jangan sekali – kali meninggalkan barang bawaan di dalam gerbong. Selalu bawa barang setiap keluar dari kereta, karena kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi.
Sesampainya di stasiun Hat – Yai, saya sempat blank dan sedikit panik pengen nangis. “Gilaaa, bahasanya gue kaga ngerti ini apaaannn?” batin saya berteriak kencang diiringi tatapan nanar mencari kata – kata “Tourism Information”. Keluar stasiun hati – hati banyak calo, upayakan untuk berkelit agar bisa berdikari dan menentukan perjalanan kalian sendiri.
Kami mencari penginapan, saya sudah mengincar Tune Hotel sebelumnya. Setelah memesan kamar tanpa AC dan tanpa TV, cukup toiletries dan wi-fi saja sebagai fasilitas tambahannya. Harganya sekitar 350 ribuan, cukup murah dengan fasilitas seperti itu dan tetap bisa tidur selimutan karena ada kipas angin. Menginap semalam dan besoknya setelah check-out langsung mengelilingi Hat-Yai dan Songkhla dengan tuk-tuk sewaan, kami kembali ke stasiun untuk menuju ke Kuala Lumpur.  

Imigrasi Padang Besar



Day 3
Sampai di Kuala Lumpur pagi hari, kami mandi di shower room yang tersedia di KL Sentral. Setelah menitipkan barang bawaan di locker, kami memesan tiket kereta untuk ke Singapura. Setelah mengantongi tiket, kami pun menyusuri beberapa tempat wisata di Kuala Lumpur. Tempat – tempat terpilih itu adalah Batu Cave, Twin Tower, dan Genting Highland.
Menyusuri Kuala Lumpur dengan MRT rasanya keren sekali, jadwalnya jelas. Saya tidak menemukan penumpukan penumpang dan gerbong dengan isi yang berdempetan dan megap – megap kurang oksigen. Tidak, nyaman sekali. Semoga, beberapa tahun lagi paling tidak Jakarta punya moda transportasi seperti itu. Amin. 
Tidak terasa, malam sudah menjelang. Setelah buru – buru nyari barang di Central Market kami kembali ke KL Sentral menunggu jadwal berangkat ke Singapura. Mata yang sudah letih dan badan yang pengen banget direbahkan bertemu dengan kasur. Untungnya tiket kelas sleeper waktu itu masih tersedia. Jadilah perjalanan dari Kuala Lumpur ke Singapura dihabiskan dengan tidur.

Pemandangan dari Atas Batu Cave


Day 4
Sampai di Singapura kurang lebih pukul 7 waktu setempat. Estimasi kami sih waktu itu tengah hari sudah bisa ke Universal Studio. Tapi baru keluar stasiun Woodland jam 11 an karena kena random check. Mayoritas yang kena random check ini orang Indonesia semua, atau mungkin memang random check khusus Indonesia ya? Entah ada ketakutan apa pemeritahan Singapura dengan warga Indonesia.
Ohya, penyesalan saya sampai di Singapura adalah tas ransel. Kami yang di Singapura hanya seharian dan malamnya sudah naik kereta balik ke KL lagi, harusnya ransel titip di KL Sentral aja. Karena tempat yang ada penitipan barang itu di Changi Airport dan itu repot banget kalo dari Woodland harus ke Changi. Jadilah kami keliling kota bawa-bawa ransel dan tentengan. Karena udah kecapekan dan males bawa barang, sore sampai malam kami duduk-duduk manis di Merlion Park sembari menyaksikan tarian lampu dari Marina Bay Sands. Sialnya, HP dan kamera semuanya kehabisan daya.

Singapura di Malam Hari


Day 5

Kembali ke KL Sentral, mandi dan bersih – bersih di shower roomnya -karena di Singapura kita ga tau harus mandi di mana. Setelah sarapan pagi, saya drop kakak saya ke bus untuk balik ke LCCT karena jadwal penerbangan baliknya lebih awal dibanding saya. Karena jadwal balik saya masih lama, sedang mata lumayan ngantuk saya memilih untuk naik Hop-On Hop-Off. Selain bisa keliling Kuala Lumpur dan mengunjungi ikon kota ini, sembari di jalan bisa colongan tidur. 

KL Sentral

Dengan aktivitas yang demikian padatnya, Alhamdulillah paspor saya kena cap juga dan tidak terlalu menghabiskan uang. Cukup 2 juta saja! 

You Might Also Like

2 comments

Instagram